2. Ngga kenal ya ngga akan pernah sayang...

“Kenapa kamu? Manyun aja..??” Tanya budi sambil membawa makanan faforitnya ke meja tempat alya makan.

“Enggak kok, lagi sebel aja…” jawab alya singkat. “sebel kenapa? Yang pasti bukan lagi sebel ama den baguse Budiarta kan hehehe…” kata Budi cengingisan.

“idih…” kata alya tambah manyun.

“Nahlo, itu dia biang keroknya"
"Sapa sich dia, lagaknya kayak yang paling cakep aja?” Tanya alya sambil menunjuk kearah pemuda yang sedang menuju kearah meja mereka.

“Oh … itu sih Alfian, anak ekstensi dari Jakarta” kata budi menjelaskan sekenanya.

“Hei brow… What’s up men…?” Teriak Alfian kearah budi sambil cengengesan…

“halah.. dari mana saja men..” sambut budi, mereka berdua saling menepukan tanganya kemudian bersalaman.

“Bu’ pesen Mie ayam satu + es jeruk manis ama GPL” teriak Alfian mengorder makanan ke ibu kantin.

“GPL apaan mas? “ Tanya bu kantin polos…

“Ga pake lama buu…” jawab Alfian sambil ketawa-ketiwi.

“Ohya Alf, kenalin nie sobat aku, alya..” kata budi mengenalkan alya.

“Hi… gw Alfian, tapi cukup panggil aja Alf” kata Alfian memperkenalkan diri.

“Ogh…jadi nama kamu alfian yach..” kata alya sambil sengaja menusuk-nusuk ayam gorengnya dengan garpu.
“Bodoh amat..” lanjut alya masih setengah emosi

“kenapa kamu tusuk-tusuk ayamnya, sayang kan…kalo gak mau buat aku aja” kata budi menengahi.

“Makan aja nie ayam !!“ kata alya sambil melongos pergi meninggalkan meja…

***

“Pagi… Hari ini pak agus nggak bisa dateng, ada sedikit urusan di luar kota, jadi sementara waktu saya yang akan menggantikan beliau mengajar di kelas autocad” kata seorang laki-laki ketika ia memasuki Kelas alya.

“Pagi…” jawab alya tercengang melihat sesosok Pria ganteng berdasi putih yang berdiri persis disamping bangku nya.

“Wah… Bapak pemain sinetron bukan?” celetuk seorang mahasiswi terkagum-kagum, kemudian seluruh kelas tertawa bergemuruh.

Jelas saja dengan tinggi 170cm an, postur tubuh yang sempurna, hidung mancung, kulit putih dan rambut lurus dibelah tengah…memang terlihat seperti artis sinetron yang tampan…
(agh… gubrak…!!)

Setelah tersenyum sejenak, pria itu memperkenalkan dirinya.“… Oh ya nama saya Kusno, saya dosen tidak tetap di fakultas teknik ini”

Sepanjang pelajaran alya memperhatikan dosen barunya itu dengan terkagum-kagum dan senyum-senyum sendiri…

Tiba-tiba alya dikagetkan dengan sebuah massege singkat dari layar komputernya.

… alya… Tar balik bareng gue yuk..!!...

Pesan tersebut ternyata dari meja komputer no 11, langsung saja aya sibuk mencari siapa gerangan yang duduk di bangku no 11. Tiba-tiba pandanganya terhalang oleh sesosok laki-laki di depanya persis…

“Ada kesulitan?? “ Tanya kusno dari sebelah alya.

“Eh enggak pak, Cuma ini kok nggak mau di block ya gambarnya..” jawab alya deg-degan sambil tersenyum mengimutkan diri, padahal alya termasuk berotak encer untuk urusan gambar menggambar di layar computer.

Kemudian tanpa diminta, kusno langsung membantu alya. Mereka terlihat akrab dan sesekali tertawa bersama-sama. Sedangkan dari arah bangku no 11, alfian melihat pemandangan tersebut dengan sedikit kesal.

Bubar kelas sebagian mahasiswa terpaksa berdiam diri di aula fakultas teknik Sipil karena aktifitas mereka tertahan oleh hujan yang deras mengguyur..

“Yah… Hujan..” keluh alya sambil menerawang ke luar gedung F..

Dari kejauhan, alfian yang sedang menuju mobil Melihat alya manyun karena hujan. Langsung saja dia bergegas hendak menghampiri alya untuk diajak pulang bareng.

“padahal aku mo ke perpus…. Gimana nich, mana bentar lagi perpus tutup..” keluh alya.

Sebelum alfian sempat menghampiri alya, tiba-tiba kusno berdiri di sebelah a;ya sambil membawa sebuah payung.

“mo ke perpus ? gimana kalo bareng aja, kebetulan mobil aku parkir di sebelah gedung perpus kok.” Kata Kusno tiba-tiba.

Setengah tidak percaya melihat ke arah datangya suara dan sambil tersenyum gembira alya mengangguk.

“iyah…” kata alya berbunga-bunga.
“gila, kapan lagi ada moment seperti ini… bener-bener romantiiiiisss”
lanjut alya dalam hati. Sedangkan di sisi lain alfian kesal untuk yang kedua kalinya melihat alya ikut berjalan bersama pak kusno.

***

Tiba-tiba alya tersentak dari lamunanya karena nada dering dari handphonenya yang memecah kesunyian.

“Hallo…” Kata alya mengangkat HP nya…

“Moshi-moshi, minggu depan BNC jadi lho mengadakan Kunjungan ke acara Pameran Lukisan yang bertajuk EMPAT MUSIM di Jakarta. Kamu jadi ikut?” Tanya Isuka dari seberang telepon.

“Hai… gw pasti ikut dwonk, Domo, arighato udah ngingetin gw..” jawab alya.

“Hai.. soalnya gw mo ngenalin elu ama temen gw sewaktu gw kuliah di Jepang dulu…yaudah tar di kabarin lagi dech…Ja, mata oashimasho” kata isuka mengakhiri pembicaraan.“Ja..” balas alya.

*Moshi-moshi : hallo (bahasa Jepang),

*Domo, arigatho : Terimakasih,

* Hai : Iya/Baiklah,

* Ja, Mata oashimasho: Sampai jumpa lagi.

Sejak hijrah ke bandung, alya memang berteman dekat dengan itsuka, seorang gadis manis yang penampilanya super duper harajuku. Terang saja, isuka memang pernah mengenyam bangku kuliah di Jepang, sehingga diapun terobsesi dengan gaya-gaya dari Negara sakura tersebut. Begitu juga dengan alya yang mau tak mau harus beradaptasi dengan gaya isuka yang harajuku abiz. Bahkan ikut bergabung di BNC (bandung Nihon Community).

***

1. Memories in solo

Derai Hujan Basahi aku

Temani sepi yang mengendap

Kala aku mengingatmu

Dan semua saat manis itu

(Pia-Utopia)

Dari balkon rumah berwarna biru muda minimalis, Alya menerawang lepas tiap percikan hujan yang turun. Sejenak ia tersenyum mengenang sebuah kenangan yang takkan pernah terhapus dari memorinya.

Lima tahun silam, saat itu alya masih mengenyam bangku kuliah dari perguruan tinggi negri di sebuah kota kecil di jawa tengah…. SOLO ‘The Spirit Of Java’

Braaak..!! secepat kilat alya memungut semua peralatan tulis yang tanpa sengaja ia jatuhkan dari samping bangkunya. Kemudian alya memperhatikan satu persatu perlengkapan tulisnya dan setelah menyadari ada sebuah Bolpaint kesayanganya yang raib, alya segera melihat sekeliling dan mencari dengan seksama…

“Psst…Psst.. mas…mas” Bisik alya sambil memanggil sesosok pemuda yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Tanpa bicara sepatah katapun, pemuda yang saat itu mengenakan kaus berkerah warna hitam-putih itu sedikit menengok kearah alya.

“Mas…tolong ambilin bolpaint biru di bawah bangku kamu donk!..” pinta alya setengah berbisik.

“Bodo ah… ambil aja sendiri…” jawab sang pemuda acuh.

“Ssrrthhh… Jutek amat sich, minta tolong ini juga…” umpat alya dalam hati.
“ dasar pelit..”
kata alya sambil setengah merangkak mengambil bolpaintnya di bawah kursi pemuda tersebut.

“Alya!!, tolong saat saya mengajar jangan berkeliaran di kelas !!” Kata Pak Agus, dosen mata kuliah Autocad yang sedang mengajar di kelas.

Sesaat alya melongokan kepalanya sehingga kepalanya terpentok sisi belakang bangku. Dan semua isi kelas menghentikan aktifitas untuk sejenak melihat Alya yang sedang merangkak di bawah bangku.

“Augh… Eh enggak pak, ini mo ngambil bolpaint” jawab Alya gugup

***